Senin, 21 September 2015

Karakteristik Biografis Individu

        Contoh kasus : Bp. Ahmad dan Ibu Lady yang bekerja di PT. Pratama Indonesia sama sama bekerja di bagian Keuangan di perusahaan tersebut. Mereka sama sama memiliki kedudukan jabatan yang sama dan keduanya memiliki prestasi yang sangat baik walapun mereka berbeda Gender. Namun, Ibu Lady lebih banyak tidak masuk kerja/ dalam hal kehadiran ibu Lady masih dibawah Bp. Ahmad. Karena Ibu Lady adalah seorang wanita yang memiliki banyak tanggung jawab di luar pekerjaan di bandingkan oleh bp. Ahmad. Jika pagi hari sebelum berangkat kerja ibu Lady mengurus anaknya terlebih dahulu yang ingin berangkat ke sekolah seperti menyiapkan sarapan pagi atau menghadiri rapat di sekolah dan juga mengurus suaminya ketika sedang sakit. Dalam perusahaan pun juga terdapat cuti haid/kelahiran. Hal inilah yang membuat wanita dalam kehadiran lebih sering absen.

       Gender (Jenis Kelamin)
  • Tidak ada beda yang signifikan/bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dan wanita.
  • Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.
  • Hubungan gender – turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.
  • Hubungan gender – absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). Dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.


Kesimpulannya hanya sedikit isu yang memancing kesalahpahaman dan pendapat tidak mendasar dibandingkan apakah kinerja wanita sebaik pria. Bukti menunjukan bahwa ada sedikit perbedaan penting antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja mereka misalnya tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam hal memecahkan masalah, menganalisa, motivasi, atau kemampuan belajar. Berbagai penelitian Psikologis menunjukan bahwa para wanita lebih bersedia menyesuaikan diri dan pria lebih agresif serta lebih mungkin memiliki pengharapan sukses dibanding wanita, karena peran wanita adalah sebagai pencari nafkah sekunder   

Saran dari masalah di atas adalah bahwa perbedaan Gender bukan alasan untuk dijadikan perdebatan karena pria dan wanita memiliki perannya masing masing. Dan tidak ada yang lebih unggul karena pria dan wanita memiliki prestasi yang sama dalam sebuah perusahaan. Pria memiliki peran sebagai kepala rumah tangga dan memang mencari nafkah adalah tanggung jawab seorang pria sehingga pria lebih agresif pengaharapan kesuksesannya dibandingkan wanita. Sedangkan wanita sebagai pencari nafkah sekuder tugas utama wanita adalah membina rumah tangga, dan keluarga. Wajar bila perusahaan memberikan cuti haid/kelahiran karena jika dipaksakan untuk bekerja pun wanita tidak akan bekerja secara optimal. Sehingga perusahaan memberikan prioritas absensi pada wanita. Dan wanita dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dan tetap berkarir dalam perusahaan juga dapat menyalurkan prestasi atau bakatnya untuk perusahaan.

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar