KEWIRAUSAHAAN DALAM KONTEKS GLOBAL
Dalam konteks persaingan global yang
semakin terbuka seperti saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap
negara harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya
masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan
memenangkan persaingan. Sebaliknya, negara-negara yang tidak memiliki
keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak
akan mencapai banyak kemajuan. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing
adalah negara-negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonomi dan sumber
daya manusianya secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan
apabila manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di
Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan
yang kompleks.
Tantangan Utama dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM)
Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang
dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang
semakin cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai
angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran bagi sumber
daya manusia yang tidak memiliki keunggulan daya saing yang kuat.
Pandangan Kewirausahaan di Era Globalisasi
Kesuksesan yang paling besar adalah
meniru cara orang-orang yang sukses menangani situasi tertentu. Setiap orang
benar-benar melakukan karya yang menakjubkan dalam area tertentu. Ide-ide yang
digunakan dapat membuat anda menjadi lebih baik apabila anda memulainya lebih
dahulu daripada orang lain.
Bill gates (PC), Dell (IBM), Bezos (Amazon.com), Koch (McDonald), Sanders (KFC), Morita (Walkman Sony), Tirto (Aqua dan VIT), Sosrodjojo (Sosro), Sukiyatno (Es Teler 77), Adi (Indomall, or.id), Wiro (datakencana.com), dan nama-nama lainnya yang digerakkan oleh ide cemerlang dan berhasil memperoleh keuntungan dan hasilnya sekarang. Ide cemerlang dan impian untuk mandiri itulah yang antara lain, menyebabkan mereka rela bekerja keras tanpa harus disupervisi oleh siapapun. Hal yang sama juga menyebabkan mereka tidak berminat untuk menyibukkan diri membaca lowongan pekerjaan dan ikut memperpanjang barisan pencari kerja.
Nama-nama yang terdapat diatas tidak mencapai semua prestasi mereka hanya bermodalkan ide dan impian. Mereka pada saat yang sama menunjukkan kreativitas, inovasi, kemandirian, berani, tidak mudah putus asa, dan mampu melihat peluang. Hal-hal tersebutlah yang tercakup bagi dari seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Selain itu, Riyanti (2003) juga menjelaskan bahwa terdapat prediktor yang baik bagi keberhasilan wirausaha, yaitu: konsep adversity. Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus menerus sampai berhasil. Oleh sebab itu, adversity tampaknya suatu prediktor yang baik bagi keberhasilan wirausaha. Menurut Rogers dan Shoemaker keinovasian seseorang berkaitan dengan adapsi-inovasi. Artinya, semakin inovatif sifat seseorang semakin dia terbuka dan menerima inovasi. Dengan asumsi ini, seorang wirausaha yang memiliki ciri inovatif diharapkan akan menjalankan usahanya secara inovatif pula. Yang pada akhirnya, semua mengarah kepada kewirausahaan yang merupakan kemajuan dan kesejahteraan dunia, bahkan telah menjadi pangkal dari pertumbuhan ekonomi.
Bill gates (PC), Dell (IBM), Bezos (Amazon.com), Koch (McDonald), Sanders (KFC), Morita (Walkman Sony), Tirto (Aqua dan VIT), Sosrodjojo (Sosro), Sukiyatno (Es Teler 77), Adi (Indomall, or.id), Wiro (datakencana.com), dan nama-nama lainnya yang digerakkan oleh ide cemerlang dan berhasil memperoleh keuntungan dan hasilnya sekarang. Ide cemerlang dan impian untuk mandiri itulah yang antara lain, menyebabkan mereka rela bekerja keras tanpa harus disupervisi oleh siapapun. Hal yang sama juga menyebabkan mereka tidak berminat untuk menyibukkan diri membaca lowongan pekerjaan dan ikut memperpanjang barisan pencari kerja.
Nama-nama yang terdapat diatas tidak mencapai semua prestasi mereka hanya bermodalkan ide dan impian. Mereka pada saat yang sama menunjukkan kreativitas, inovasi, kemandirian, berani, tidak mudah putus asa, dan mampu melihat peluang. Hal-hal tersebutlah yang tercakup bagi dari seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Selain itu, Riyanti (2003) juga menjelaskan bahwa terdapat prediktor yang baik bagi keberhasilan wirausaha, yaitu: konsep adversity. Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus menerus sampai berhasil. Oleh sebab itu, adversity tampaknya suatu prediktor yang baik bagi keberhasilan wirausaha. Menurut Rogers dan Shoemaker keinovasian seseorang berkaitan dengan adapsi-inovasi. Artinya, semakin inovatif sifat seseorang semakin dia terbuka dan menerima inovasi. Dengan asumsi ini, seorang wirausaha yang memiliki ciri inovatif diharapkan akan menjalankan usahanya secara inovatif pula. Yang pada akhirnya, semua mengarah kepada kewirausahaan yang merupakan kemajuan dan kesejahteraan dunia, bahkan telah menjadi pangkal dari pertumbuhan ekonomi.