Contoh Kasus
: PT. Bina Hasada adalah perusahaan produk obat-obatan yang terkemuka di
Indonesia. Para karyawan merasa sikap dan kepuasan kerja dalam perusahaan yang
ditimbulkan kurang baik sehingga menyebabkan mereka untuk berdemonstrasi
terhadap para pemegang kekuasaan utama di perusahaan tersebut. Tindakan untuk
menuntut haknya harus dipenuhi itu berdampak menjadi anarkis tepatnya di depan
perusahaan tersebut.
Teori
ATTITUDES
Attitude adalah penyataan evaluatif
(evaluative statements) yang dapat menguntungkan maupun tidak menguntungkan,
dan mengenai obyek, manusia, atau kejadian.Atittude menggambarkan bagaimana
perasaan dengan suatu hal.
3 komponen attitude : cognition, affect,
dan behavior.
Contoh dari cognition : kepercayaan
mengatakan bahwa “pria lebih tinggi derajatnya disbanding wanita” hal ini
merupakan value statement.
Affect : adalah emosional atau bagian
perasaan dari attitude, selain itu affect dapat menjadi pemicu dari behavioral
outcomes (hasil perilaku).
Behavioral component dari attitude
berhubungan dengan tujuan untuk berperilaku di jalan yang pasti terhadap
seseorang atau suatu hal.
Dalam suatu organisasi attitude termasuk
hal yang penting,karena mempengaruhi perilaku pekerjaan.
Tipe-Tipe dari Attitude :
Fokus perhatian kita pada organization
behavior yaitu work-related attitude,yang dapat menjadi evaluasi positif
maupun negative pekerja berkaitan dengan aspek lingkungan kerjanya.
Organization Behavior berkonsentrasi
pada tiga attitude yaitu: job satisfaction, job involvement dan organizational
commitment.
Penjelasannya :
· Job
satisfaction : kondisi mengenai sikap individu secara umum berdasarkan
pekerjaannya. Seseorang yang mempunyai tingkatan tinggi pada job satisfaction
pasti memiliki sikap yang baik pada pekerjaannya dan sebaliknya.
· Job
involvement : merupakan sejauh mana seseorang mengidentifikasi
pekerjaannya dan secara aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dan menganggap
penampilannya atau kinerjanya untuk harga dirinya.
· Organizational
commitment : kondisi sejauh mana karyawan dapat mengidentifikasi
dengan sebuah organisasi tertentu dan tujuannya, dan ada keinginan untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi,dan juga berkaitan dengan loyalitas
pekerja dengan pekerjaannya.
Attitude dan Consistency
Pada umumnya,individu berusaha untuk
mendamaikan perilaku mereka yang berbeda dan menyelaraskan sikap serta perilaku
sehingga individu muncul rasional dan konsisten. Jika tidak terjadi
konsistensi, maka individu akan memulai kembali untuk menyeimbangkannya
agar tetap konsisten.
Cognitive Dissonace Theory
Cognitive dissonance lebih mengarah pada adanya beberapa
ketidakcocokan yang menyebabkan individu dapat merasakan beberapa diantara
attitude, atau antara attitude dan kebiasaan. Festinger mengatakan bahwa beberapa
dari ketidak konsistenan itu membuat tidak nyaman dan individu akan berupaya
mengurangi perselisihan dan ketidaknyamanan. Bahkan individu akan bersembunyi
pada kondisi yang stabil dimana tingkat prselisihan rendah. Harapan untuk
mengurangi perselisihan yang ditentukan dari kepentingan dari pengaruh individu
tersebut terlibat dalam perselisihan.
Measuring the A-B relationship
Variabelmoderat Perantara yang terkuat telah ditemukan
untuk menjadi yang terpenting dalam attitude adalah kekhususan, aksesbilitas,
tekanan sosial, ataupun pengalaman langsung mengenai attitude.
Attitude menjadi penting karena:
1. mencerminkan
nilai dasar. Contohnya kepuasan seorang pegawai dalam pekerjaan terhadap turn
over pegawai tersebut;
2. kepentingan
pribadi. Kita akan mudah dalam mengingat attitude yang sering diekspresikan.
Sehinnga ketika kita mengingat attitude tersebut maka kita dapat membentuk
kebiasaan / kelakuan yang harus digunakan dengan mudah;
3. penilaian
terhadap individu atau kelompok. Ketidak cocokan antara attitude dan kebiasaan
akan terjadi ketika ada lingkungan menekan untuk berperilaku tertrntu untuk
menahan kekuatan yang tidak biasa. Hal ini cendrung membentuk kebiasaan dalam
organisasi. Contohnya pekerja yang menginginkan kenaikan gaji, apabila tidak
dituruti maka akan melakukan demo bahkan resend.
Pertimbangan individu terhadap attitude
cendrung menunjukan kekuatan hubungan dengan kebiasaan.
Self-perception
theory meskipun
studi tentang hubungan antara attitude dengan kebiasaan memiliki hasil yang
positif , para peneliti menerima korelasi yang tinggi dengan mengikuti arah
yang lain yaitu kebiasaan tidak mempengaruhi attitude. Pandangan ini yang
disebut sebagai self-perception theory.
Sudah mendapat dukungan.Ketika hubungan
traditional antara attitude-kebiasaan adalah hubungan yang positif, maka hubungan
tersebut sangat kuat.Hal ini bisa benar terutama jika attitude lemah dan
ambigu.
Kesimpulan, dengan
Nilai nilai tersebut diatas maka timbul sikap yang diakibatkan oleh :
1. Job Satisfaction berkurang ,ditandai dengan
demonstrasi dengan tuntutan perbaikan fasilitas dan kompensasi yang meningkat tiap
tahun
2. Job Involvement berkurang, karena merasa dianggap tidak mampu sehingga menyentuh ego harga diri mereka Organizational Commitment adalah personal need, mereka lebih mementingkan uang yang bisa masuk ke kantung mereka ketimbang profesionalisme perusahaan secara keseluruhan.
3. Dan terbentuknya sikap itu membuat mereka memilih untuk mengungkapakan ketidak puasan mereka secara Respon Voice (aktif dan konstruktiv), mereka mengeluarkan suara dengan cara demontrasi. Intinya mereka tetap mau supaya transportasi tidak diserahkan pada pihak luar tapi tetap dijalankan oleh mereka.
2. Job Involvement berkurang, karena merasa dianggap tidak mampu sehingga menyentuh ego harga diri mereka Organizational Commitment adalah personal need, mereka lebih mementingkan uang yang bisa masuk ke kantung mereka ketimbang profesionalisme perusahaan secara keseluruhan.
3. Dan terbentuknya sikap itu membuat mereka memilih untuk mengungkapakan ketidak puasan mereka secara Respon Voice (aktif dan konstruktiv), mereka mengeluarkan suara dengan cara demontrasi. Intinya mereka tetap mau supaya transportasi tidak diserahkan pada pihak luar tapi tetap dijalankan oleh mereka.
Saran dari
masalah diatas seharusnya perusahaan melakukan kebijakan yang tidak merugikan
karyawan dan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan dan memberikan hak
karyawan sesuai dengan apa yang telah ia berikan kepada perusahaan. Sehingga karyawan
mendapatkan kepuasan dalam bekerja, dan jika perusahaan ingin mengubah
kebijakan-kebijakan yang lama maka perusahaan harus memperlajari terlebih
dahulu konsep-konsep nilai, sikap dan kepuasan kerjanya. Jika hal tersebut
diterapkan oleh perusahaan maka tidak akan terjadi demo yang dilakukan oleh
karyawan dan karyawan pun tidak akan berprilaku anarkis.
DAFTAR
PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar